Sabtu, 21 Mei 2011

Dari Sahabat : Aku Laki-laki yg Juga Seorang Wanita

Duka nestapa tak ubahnya penyakit yg tak pernah diharap tapi selalu datang menyapa. Tidak ada orang yg terhibur dengan derita, tidak pula merasa bangga. Sejujurnya tidak ada manusia yg ingin derita. Derita adalah lagu sumbang yg tidak enak didengar, namun tak henti mengiang di telinga sepanjang hayat dikandung badan. Namun derita adalah cobaan, jika sabar menghadapinya bisa jadi kifarat bagi dosa-dosa. Jika sekedar cobaan fisik aku tak masalah, masih banyak cara menghadapinya. Namun jika sudah menyangkut fisik dan mental sekaligus, menjadi masalah besar yg berat aku rasakan. Inginnya aku normal-normal saja, namun takdir menentukan lain. Aku seperti manusia yg hidup di dua alam; alam laki-laki dan alam wanita.
Fisikku yg gemulai seperti wanita kerap mendatangkan tawa sinis dan cibiran bahkan cemoohan sebagai manusia tidak normal. Aku berusaha bicara normal sebagaimana laki-laki, namun bibirku sulit untuk terus menerus bersandiwara. Aku tetap bicara dengan logat wanita. Langkah kakiku aku rasakan seperti langkah peragawati, padahal langkah itu sangat aku benci. Namun kakiku tidak bisa bersandiwara. Aku adalah laki-laki yg juga seorang wanita. Sementara bathinku meronta. Ingin rasanya berteriak pada seluruh dunia bahwa aku seorang laki-laki normal. Namun tidak ada yg peduli, aku tetap saja diperlakukan seperti manusia tidak normal. Inginnya bergaul akrab dengan semua laki-laki, tapi nyaris tidak ada yg mau. Juga saat aku bergaul dengan wanita dan tertarik pada salah seorang diantara mereka, aku hanya bisa menarik nafas panjang-panjang, mereka mencemoohkanku. Tak sedikit diantara mereka yg menghindar dariku. Satu-satunya yg aku miliki adalah keyakinan akan kemurahan Allah swt. Kondisiku kini bisa jadi jalan paling mudah untuk menggapai surga-Nya, asal aku sabar. Aku sendiri seolah tidak ada target apapun yg urusannya dengan keduniaan, aku ingin melepas semua atribut keduniaan dan berkonsentrasi pada akhirat dengan ibadah sebaik-baiknya. Tapi aku ingat, Rasulullah tidak menghendaki cara seperti itu. Yang terbaik adalah hidup hasanah di dunia dan hasanah di akhirat. Kini dalam kondisi fisik yg tidak berubah, aku hanya bisa tawakal. Aku yakin Allah swt tidak mungkin membebani hamba-Nya diluar kemampuannya. Aku sendiri sedikit demi sedikit mulai menyadari hal ini. Yang terbaik tentu saja bukan melihat kelemahan, tapi carilah kelebihan yg dimiliki untuk hidup bahagia di dunia dan akhirat. Meratapi kelemahan, tidak akan pernah menyelesaikan masalah bahkan justru menghabiskan waktu dan tenaga.
Readmore »»

Minggu, 15 Mei 2011

Antidepresan Jangka Panjang, Beresiko Diabetes

Orang yg menggunakan antidepresan dalam jangka panjang sangat mungkin dapat mengidap diabetes tipe 2 dibandingkan bukan pengguna. Demikian dua studi baru ditemukan. Temuan yg dilaporkan dalam jurnal Diabetes Care ini kian menambah bukti yg mengaitkan menggunakan antidepresan ke peningkatan resiko diabetes tipe 2. Meski demikian para peneliti mengatakan bahwa mereka tidak membuktikan bahwa obatlah yg menyebabkan terjadinya hal tersebut. Hanya saja mereka menduga adanya karakteristik lain yg dimiliki pengguna antidepresan yg meningkatkan kemungkinan mereka terkena diabetes. Demikian diungkapkan Dr.Mika Kivimaki, pemimpin penelitian dari University Cologe London di Inggris.
Selain itu, menurut Kivimaki pengguna antidepresan bisa lebih sering mengunjungi dokter dibanding non pengguna yg pada gilirannya dapat meningkatkan kemungkinan mereka didiagnosa menderita diabetes atau kondisi atau kondisi medis lainnya. Untuk studi mereka, Kivimaki dan rekannya menggunakan data pada lebih dari 150.000 orang dewasa Finlandia yg diikutkan dalam penelitian selama rata-rata lima tahun. Selama itu pula, 851 orang didiagnosa dengan diabetes tipe 2. Pada tahap awal, ada 9.197 orang yg dianggap pengguna antidepresan dengan jangka lebih panjang lebih dari enam bulan. Secara keseluruhan, para peneliti menemukan, para pria dan wanita ini lebih cenderung terkena diabetes selama masa studi, dengan kemungkinan naik seiring dengan lamanya penggunaan. Dari para peserta 1,1% peserta non pengguna didiagnosis selama lima tahun. Kondisi lebih tinggi ditunjukkan oleh pengguna, dimana 1,7% individu yg telah mengkonsumsi antara 200 dan 400 dosis harian obat antidepresi, dan 2,3% individu yg telah mengkonsumsi 400 atau lebih dosis harian didiagnosis diabetes. Dalam studi kedua, peneliti yg dipimpin oleh Dr.Richard R. Rubin dari Johns Hopkins University di Baltimore melihat data lebih dari 3.200 orang dewasa Amerika yg terdaftar dalam percobaan klinis pada pencegahan diabetes tipe 2. Dari 159 orang yg depresi berat dan telah mengkonsumsi minimal 200 dosis antidepresan, 58 diantaranya terkena diabetes. Kondisi tersebut berbeda dengan 12 dari 69 pria dan wanita yg mengalami depresi berat namun mengkonsumsi dosis yg lebih sedikit atau tidak mengkonsumsi obat sama sekali. Semua peserta studi adalah mereka yg memiliki resiko tinggi diabetes karena faktor kelebihan berat badan dan gula darah tinggi. Mereka secara acak diminta merubah gaya hidup, obat metformin yg menurunkan gula darah, atau plasebo. Pada awal studi, hampir 6% menggunakan antidepresan secara teratur. Tim Rubin menemukan bahwa pada kelompok gaya hidup dan plasebo, peserta studi konsisten pada antidepresan selama periode penelitian, sekitar dua kali lebih kemungkinan mengembangkan diabetes lebih dari 10 tahun dibanding non pengguna. Meski tidak ada pola serupa yg terlihat pada kelompok metformin. Rubin dan timnya mengaku tidak mengetahui alasan atas hal ini. (Farmacia)
Readmore »»

Sabtu, 14 Mei 2011

Oseltamivir Cegah Pneumonia

Oseltamivir pernah mencapai puncak kejayaan saat wabah flu burung dan flu babi menimpa berbagai negara. Temuan baru di Cina menunjukkan antiviral ini tidak hanya melindungi orang dewasa muda yg terinfeksi virus flu babi H1N1 tetapi juga mencegah pneumonia. Paska pandemi flu H1N1 di 2009, virus ternyata telah "kawin" dengan virus influenza musiman, sehingga orang dewasa muda dan anak-anak yg terkena flu akan lebih parah gejalanya. Pada lansia bahkan banyak yg meninggal.
Dalam penelitian yg dipimpin oleh Hongjie Yu Weizhong Yang di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Cina, mereka menemukan bahwa setelah dipertimbangkan faktor seperti usia, jenis kelamin, vaksinasi flu dan pemberian antibiotik, pengobatan oseltamivir merupakan faktor protektif yg signifikan terhadap pneumonia. Penelitian ini melibatkan 1.291 pasien yg dikonfirmasi mengidap infeksi H1N1 ringan selama pandemi 2009. Rata-rata usia mereka adalah 20 tahun dan 76% dari mereka diobati dengan oseltamivir sejak hari ketiga dari onset gejala. Dari 920 pasien yg mendapatkan X-Ray dada, 12% menunjukkan tanda-tanda ketidaknormalan yg mengindikasikan pneumonia. Namun, tak seorangpun berakhir di perawatan intensif dan tidak pula membutuhkan ventilasi mekanis. Efek perlindungan ini terlihat pada semua pasien termasuk mereka yg memulai pengobatan lebih dari dua hari setelah gejala. Peneliti yakin tidak adanya pasien yg terkena dampak parah dalam penelitian disebabkan perawatan di rumah sakit sejak dini dan pemberian oseltamivir secepat mungkin pada sebagian pasien. (British Medical Journal)
Readmore »»

Nurani Cinta yg HiLang

andai saja dosa bisa ditebus dengan air mata, ingin rasanya menangis disepanjang waktu, biarlah aku tenggelam dalam air mataku. atau jika dosa bisa pupus dengan penyesalan ingin rasanya kuungkapkan penyesalan disepanjang malam. tapi dosaku sudah diambang toleransi. masih adakah ampunan bagiku?
cinta telah menerbangkanku dalam angan tanpa batas. dunia yg dulu begitu indah kini hanya fatamorgana yg kudapat. angin sepoi-sepoi basah yg kunikmati ternyata menyimpan selaksa bara. aku terbakar cinta buta, hatiku hangus, impianku musnah. cinta tinggal puing-puing dan keindahannya berubah menjadi kenistaan. sebagai muslimah aku tahu pernikahan yg tidak diridlai orang tua itu tidak baik karena keridlaan orangtua adalah keridlaan allah. tapi sekali lagi, aku dibutakan oleh cinta. sosoknya telah menerbangkan nuraniku dan menjauhkanku dari akal sehat. akibatnya aku terhanyut dan tenggelam dilautan dosa yg teramat dalam. aku masih ingat saat orangtuaku shock sesaat mendengar aku lari dan menikah diam-diam dengan lelaki itu. sebagai muslim yg taat, ayahku tidak menerima kenyataan itu. sebelumnya ibu menasehatiku bahwa cinta bukan segala-galanya. cinta suatu waktu akan hilang. apalagi asal-usul keluarganya tidak jelas begitu pula pekerjaannya. dia orang seberang yg sulit dilacak. tapi nasehat ibu masuk dari telinga kanan dan keluar lagi dari telinga kiri. aku tidak menerima alasan apapun yg akan memisahkan cintaku dengannya. bagiku dia segala-galanya. lebih baik mati saja jika aku tak jadi nikah dengannya. akhirnya aku memilih minggat meninggalkan seluruh keluargaku dan menggapai cintanya. prahara terjadi menjelang setahun pernikahanku, suamiku tidak pernah pulang ke rumah. semula aku mengira mungkin hari berikutnya. tapi hari demi hari, minggu demi minggu berlalu penantian hanya tinggal penantian, suamiku tak kunjung pulang. aku sudah tanyakan pada teman-temannya, tapi tidak ada yg tahu bahkan mereka seolah tak peduli. tiga bulan lamanya aku menanti, tapi dia tak kunjung datang bahkan tidak ada kabar beritanya. akhirnya aku pasrah, mungkin dia memang telah pergi dan tak akan kembali atau mencari bunga lain sebagai korbannya, atau... wallaua'lam. dalam sujud panjangku, di atas sajadah biru bathinku histeris memohon dibukakan pintu ampunan. semoga malam menjadi saksi akan ketulusan hatiku. satu-satunya harapanku kini, orangtuaku mau memaafkanku dan menerimaku kembali. mungkinkah...???
Readmore »»

Jumat, 06 Mei 2011

Kucari Cinta yg Tak Pernah Ada

Ibu,,, Cinta itu katanya indah, seindah dunia ini. Cinta itu kuat, ibarat bensin yg mampu menggerakkan mesin, ibarat angin yg mampu bergerak super elastis, ibarat matahari yg mampu menerangi semesta. Tapi kenapa keindahan dan kekuatan itu tidak pernah aku rasakan nikmatnya...???
Berkali-kali aku cari, cinta tak pernah menampakkan diri. Cinta adalah nafas kehidupan. Tapi kenapa hidupku kian sesak? Aku bosan dengan syair-syair cinta yg menurutku murahan, tapi kenapa syair-syair itu laku di pasaran. Beribu tanya tentang cinta penuh sesak di dadaku. Adakan cinta itu, ibu...???
Readmore »»

Senin, 02 Mei 2011

Cinta di Ujung Senapan,,,

Cinta bagiku bagai kabut yg datan hanya untuk pergi, atau bagai pelangi yg hanya indah untuk dilihat tapi tidak untuk dirasakan. Ketika cinta datang menyapa, bergegas kusembunyikan dalam hati sanubari atau dalam diaryku. Aku hanya bisa memadu cinta dalam hati atau bercengkrama dalam puisi dan diary. Tidak lebih. Bagiku cinta ibarat buah simalakama diujung senapan, jika diambil, hatiku terluka. Jika tidak, senapan itu akan meledak dan melukai hati ayahku.
Aku seorang wanita yg harus menerima cinta titipan. Apa yg diputuskan ayah dan menurutnya baik, maka aku harus ikut berkata baik. Jika tidak maka aku juga harus berkata tidak. Cinta hanya boleh diputuskan oleh ayahku, sementara aku tidak memiliki otoritas untuk menentukan kata cinta. Mengapa? Silafku dimasa lalu membuatku terlalu khidmat pada ayahku dan dibalik itu juga sebenarnya aku takut karena ayahku terkenal dengan sikapnya yg keras dan tegas. Jika aku berani mengungkapkan cintaku terhadap seseorang, aku takut cintaku ditolak ayahku. Sejujurnya aku sangat berharap pada seseorang. Menurut hatiku dia baik dan memenuhi standar sebagai seorang lelaki. Selama ini aku butuh perlindungan, aku rasakan dia melindungiku. Saat aku butuh nasehat, dia dengan tulus memberikan nasehat, saat aku menangis, dia mampu membuatku tertawa lepas. Komunikasi kami hanya lewat telepon dan dunia maya, itupun aku lakukan dengan diam-diam, aku takut ketahuan ayah. Saat dia bilang ingin bicara dengan ibuku, beribu kebohongan aku ucapkan dengan lancar supaya niatnya bicara dengan ibu urung kembali. Akhirnya aku hanya bisa pasrah karena diam-diam ayahku sudah memiliki banyak calon yg akan dipilihnya untukku. Saat seorang lelaki dihadirkan kehadapanku, maka aku harus berusaha mencintainya. Aku pun harus rela membangun "cinta" dari awal. Lambat laun "cinta" itu tumbuh karena aku selalu memandang bahwa bahagia ayahku adalah bahagiaku juga. Tapi, deritaku tidak sampai disini. Saat aku mulai "mencintai" laki-laki itu, ayahku memaksaku untuk mengganti laki-laki tadi dengan laki-laki lain yg menurutnya lebih dari yg dulu. Sebagaimana biasa aku pun harus melupakan laki-laki yg dulu dan mulai membangun "cinta" dari awal dengan laki-laki baru. Walaupun aku tahu, cinta karena keterpaksaan akan selalu menyakitiku dengan buasnya. Seperti sebuah sandiwara, aku dikendalikan oleh sutradara. Atau seperti wayang, aku dikendalikan oleh sang dalang yg tak lain adalah ayahku. Ayahku bebas mempermainkan perasaanku karena aku ibarat wayang atau pemain sinetron yg wajib dikendalikan sesuka hatinya. Targetnya agar penonton (kerabat dekat orangtua) termasuk mereka sendiri merasa senang atau merasa lebih terhormat. Aku sebagai wayang tidak boleh membantah apalagi memiliki keinginan, aku harus menerima tanpa syarat. Intinya aku menjadi tumbal sebuah ambisi yg tersembunyi. Aku hanya berpikir positif saja, mungkin maksud ayah berbuat demikian agar aku bahagia (tentu saja bahagia dalam ukurannya bukan ukuranku). Dulu aku beruntung karena sebagai anak lebih mengedepankan khidmat dan rasa hormat pada ayahku, tidak banyak membantah dan nurut saja apa yg ayah inginkan. Begitu juga aku beruntung karena sering berpikir positif. Apa yg menimpaku, aku lihat sisi positifnya agar aku selalu bersyukur. Aku berpikir, mungkin inilah hukuman atas silaf masa laluku dan mungkin inilah diantara bentuk balas budi terhadap ayahku yaitu dengan menyenangkannya. Aku lihat ayah senang sekalui ketika aku tidak menolak laki-laki pilihannya. Belakangan baru aku menyadari, aku menemukan arti "cinta" sesungguhnya pada sosoknya. Hal ini aku berani walaupun takut aku ungkapkan pd ibu, tapi celakanya aku bertengkar hebat dengan ayahku, tiap detik rasanya airmata ini tak pernah mengering, aku terima konsekuensi atas kelancanganku padamu ayah. BuKan maksudku menjadi ank durhaka kepadamu, bukan maksudku mempermalukanmu ayah, bukan maksudku untuk tidak hormat padamu ayah, hanya saja baru kali ini aku belajar mencintai seseorang dengan tulus hingga aku berani menantangmu ayah. InsyaAllah, cinta dan sayangku padanya selalu tulus walaupun dia selalu meragukan hatiku. Aku berharap, semoga perjalanan hidup ini tidak berakhir derita bagiku,ayah dan dirinya. Amin...
Readmore »»
 
Dear Diary Blogger Template